Tak perlu ragu mengungkapkan sayang dan cinta yang Anda rasakan pada
anak, suami, istri, dan orangtua dengan sentuhan. Sebab memeluk,
memegang tangan, atau mengusap kepala, terbukti membuat hidup seseorang
lebih bahagia. Anda ingin tahu manfaat lain dari dekapan Anda pada si
dia maupun anggota keluarga lainnya?
1. Sentuhan dari orang yang
kita sayangi akan meningkatkan jumlah hemoglobin di dalam darah.
Seperti yang kita tahu, hemoglobin merupakan salah satu bagian dari
tubuh yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk jantung dan otak.
Suplai hemoglobin yang meningkat ini dipercaya secara ilmiah akan
mempercepat proses penyembuhan setelah sakit.
2. Memeluk
seseorang yang Anda sayangi sebanyak empat kali per hari bisa menjauhkan
depresi. Malah secara ilmiah, delapan pelukan sehari akan memberikan
kestabilan mental yang lebih kokoh, dan 12 pelukan sehari akan membantu
perkembangan psikologis seseorang. Penelitian lain menyebutkan manfaat
pelukan, di antaranya mengurangi stres, membantu pola tidur yang sehat,
memberi semangat, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
3.
Sebuah penelitian yang dilakukan University of California juga
membuktikan betapa dahsyatnya sentuhan dari suami, istri, bahkan pacar.
Sebanyak 25 perempuan yang menjadi objek penelitian diberi semacam panas
yang membuat mereka merasa kesakitan. Lalu mereka dipersilakan memegang
bola kecil, tangan pria asing, dan tentunya tangan pasangan. Ajaibnya,
ketika mereka saling berpegangan dengan tangan pasangan, rasa sakit yang
dirasakan jauh berkurang dibandingkan ketika mereka memegang bola kecil
atau tangan pria asing.
4. Penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Epidemiology and Community Health
mengungkapkan fakta bahwa bayi yang sedari lahir selalu diberi sentuhan
(pelukan, ciuman, belaian) pertanda kasih sayang oleh orangtuanya
tumbuh menjadi pribadi yang tak mudah stres.
Anda dan pasangan dapat saling membantu untuk meningkatkan gairah
saat berhubungan. Kuncinya, lebih sensitif terhadap kebutuhan pasangan,
dan saling meningkatkan intimasi agar keduanya dapat menikmati aktivitas
seksual dan menjadikan hubungan seks lebih berkualitas.
Sentuhan pada kulitnya Pasangan
yang baik mengetahui pentingnya memberikan stimulasi seks, bukan
sekadar melakukan aktivitas seks. Agar mendapatkan intimasi bersama
pasangan, berikan sentuhan sensual pada kulit pasangan. Anda dan suami
dapat saling merangsang dengan cara ini. Kulit merupakan bagian tubuh
yang sensitif jika disentuh, apalagi jika sedang bercinta.
Menggelitik dengan jari Jika
sentuhan kulit berhasil membangkitkan gairah pasangan, coba lagi satu
cara ini. Gunakan jari jemari Anda untuk meningkatkan intimasi bersama
pasangan. Caranya dengan menggelitik bagian tubuh yang sensitif dengan
jari Anda secara perlahan. Seperti, leher bagian belakang, bagian
belakang lutut, punggung bagian bawah, kaki, dan dada. Pijatan sensual Pijatan
mampu melancarkan peredaran darah. Meski Anda atau pasangan tak mahir
memijat, tak apa. Berikan pijatan lembut saat menyentuh kulit pasangan.
Pijatan pasangan ini tak hanya akan membangkitkan gairah, namun juga
menambah vitalitas.
Bisik-bisik di ruang ganti wanita atau di pantry saat coffee break
di kantor sering melontarkan fakta: banyak perempuan yang belum pernah
merasakan orgasme. Seringkali mereka berusaha menerima ketidakmampuan
itu dengan berpikir bahwa hal tersebut sebagai bentuk pelayanan terhadap
suami. Ada juga perempuan yang terus mengalami kegagalan orgasme karena
kurang berani menuntut hak-hak mereka dalam kehidupan seksual. Toh,
kehidupan perkawinan tetap harmonis, dan telah menghasilkan anak-anak
yang sehat.
Apapun alasannya, perempuan selalu didorong untuk
memahami bahwa orgasme hanyalah "bonus" dari suatu kehidupan seksual.
Namun, Elizabeth Lloyd, profesor dari Indiana University, mengungkapkan
bahwa orgasme bukan sekadar "produk sampingan" dari suatu hubungan
seksual. Dalam bukunya, The Case of the Female Orgasm: Bias in the Science of Evolution, Lloyd menganalisa 21 teori yang berkaitan dengan masalah orgasme perempuan.
Menurut salah satu teori, hubungan seksual mengharuskan adanya bonding
antara pria dan wanita. Orgasme akan mengikat pasangan secara
emosional, sehingga mereka lebih cenderung mengejar peran sebagai
orangtua. Teori yang lain mengatakan, kontraksi yang terjadi saat
orgasme akan menarik sperma ke saluran reproduksi dan membawanya ke
rahim. Dengan demikian, orgasme sebenarnya berkaitan dengan biologis
perempuan.
Secara evolusioner, orgasme perempuan juga dipandang
penting. Sebab, perempuan juga ingin bercinta karena mereka
menikmatinya. Semakin mereka menikmatinya, semakin sering hubungan seks
akan dilakukan. Hasilnya, semakin besar peluang mereka untuk hamil dan
mempunyai anak.
Kalaupun hubungan seks yang dilakukan tidak
membuat terjadinya pembuahan, orgasme tetaplah tidak bisa dipandang
sebagai "bonus". Orgasme memang tidak selalu penting, namun pencapaian
inilah yang membuat seks menjadi lebih dapat dinikmati.
Bagi wanita, meraih orgasme butuh proses yang bertahap. Tidak mudah memang bagi wanita mendapatkan kenikmatannya saat bercinta.
Kendala
fisik dan psikologi, seperti kelelahan dan tidak percaya diri biasanya
jadi penyebab wanita sulit mencapai orgasmenya. Lantas adakah cara agar
wanita bisa orgasme dengan cepat? Berikut ini tipsnya, seperti
dipaparkan iVillage:
1. Buat Diri Sendiri Bergairah Ketika
agenda bercinta dengan suami sudah terjadwalkan, tips pertama ini bisa
lebih mudah dijalankan. Buat diri sendiri merasa mood untuk berhubungan
intim dengan membuat Anda bergairah. Caranya misalnya dengan mulai
berfantasi saat makan malam bersama suami. Misalnya membayangkan
foreplay yang akan dilakukan suami pada Anda.
2. Semakin Suami Bisa Mengontrol Orgasmenya, Kesempatan Anda Orgasme Makin Besar Ketika
suami terlihat akan mencapai orgasmenya, lakukan 'gangguan' agar dia
bisa mengontrol klimaksnya tersebut. Kesempatan Anda untuk mencapai
orgasme menjadi lebih besar ketika suami belum ejakulasi. Kalau suami
sudah mencapai klimaksnya tentu butuh waktu untuk membuatnya bisa
melakukan penetrasi lagi.
3. Tipe Orgasme Apa yang Anda Inginkan? Agar
bisa orgasme lebih cepat, tak ada salahnya menentukan tipe orgasme apa
yang diinginkan. Apakah itu orgasme klitoris atau g-spot? Kalau yang
pertama jadi pilihan, pilih posisi bercinta yang bisa membuat klitoris
mudah terstimulasi. Sedangkan jika pilihannya g-spot, posisi women on
top dapat jadi cara terbaik untuk mencapai orgasme.
4. Perhatikan Reaksi Tubuh Sebelum Orgasme Memahami
apa yang memicu Anda orgasme bisa lebih membantu. Semakin otak
terlatih, akan makin mudah juga Anda mencapai orgasme. Coba pikirkan hal
apa yang secara natural biasanya Anda lakukan untuk mencapai orgasme
dan terus latih cara tersebut. Misalnya ketika napas mulai tertahan dan
jari kaki menekuk, artinya Anda akan mencapai orgasme, jangan berhenti
bergerak dan capailah klimaks.
5. Berfantasi Banyak
pria dan wanita memakai fantasi untuk membuat dirinya berada di zona
orgasme. Jadi tidak ada salahnya jika Anda juga melakukan hal serupa.
Tak perlu merasa bersalah pada suami karena berfantasi. Hal-hal yang
tidak diketahuinya, tentunya tidak akan membuatnya sedih atau kecewa.
Ingatlah, suami tidak bisa membaca pikiran Anda.
Bagi wanita, foreplay bisa menentukan kesuksesan mereka dalam mencapai
orgasme. Namun Tidak sedikit wanita yang mengeluh pasangannya lebih suka
langsung menyantap 'hidangan utama' saat bercinta, tanpa foreplay
terlebih dulu.
Jika harus memilih, pria cenderung melakukan seks
langsung tanpa perlu melakukan foreplay (pemanasan). Dikutip dari Your
Tango, kebanyakan pria hanya menginginkan orgasme dan ingin langsung
menuju 'sasaran'. Apa alasan mereka?
1. Menganggap Foreplay Kurang Maskulin "Pria
yang masih berusia muda cenderung berpikir bahwa hal-hal seperti
pelukan, ciuman dan sentuhan, seperti yang banyak dilakukan pada saat
foreplay mencerminkan sifat feminisme," ujar pakar seks Dr Brian Parker.
Kebanyakan
pria hanya ingin melakukan hal-hal yang membuat dirinya merasa jantan
di depan wanita. Foreplay dianggapnya kegiatan yang 'girly' dan hanya
diperuntukkan bagi wanita.
2. Kurang Memahami Tubuh Wanita Jujur
saja, banyak pria yang tidak begitu tahu dimana letak zona-zona seksual
pada wanita. Oleh karena itu, sebaiknya wanita memberi tahu dan meminta
pada pasangan prianya, bagian mana yang ingin dirangsang selama
foreplay. Begitu pula halnya dengan pria, jangan malu untuk mengatakan
pada wanita apa yang ingin Anda rasakan. Jika Anda tidak dapat
mengatakannya, tunjukkan saja secara langsung apa yang ada di otak Anda.
3. Masih Takut Mengeksplorasi Tubuh Wanita Menurut
Mark Epstein, MD, seorang psikolog di Manhattan seperti dilansir WebMd,
"Pria pada umumnya masih takut mengeksplorasi tubuh wanita."
Untuk
itu, tunjukkanlah bahwa Anda akan merasa lebih bergairah dan menikmati
sesi bercinta jika si dia mau foreplay. Tidak masalah bagian mana yang
akan dia sentuh, karena semua hal pasti butuh proses pembelajarna. Jika
sentuhannya membuat tubuh Anda kurang nyaman, tuntunlah ke 'arah' yang
benar. Menuntun tangannya ke tempat yang ingin Anda rangsang menunjukkan
padanya bahwa Anda senang disentuh di bagian tersebut. Berbagi
informasi adalah kunci melakukan aksi foreplay yang nikmat.
4. Khawatir Tak Bisa Mempertahankan Ereksi Rata-rata
pria khawatir tidak bisa mempertahankan ereksinya. Itu yang mendominasi
otak mereka saat bercinta. Dijelaskan Mark, jika pria khawatir
kehilangan ereksinya, mereka jadi terburu-buru ingin melakukan penetrasi
seks.
Alasan ingin buru-buru dan takut kehilangan ereksi itulah
yang membuat pria akhirnya melewatkan foreplay. "Atau mereka akan
melakukannya dengan cepat karena ingin tetap mempertahankan ereksinya,"
tutur Mark lagi.
5. Ego Pria yang Tinggi Keegoisan
pria muncul ketika ia hanya ingin langsung menyantap 'hidangan inti'
tanpa melalui 'hidangan pembuka'. Untuk menghadapai tipe pria seperti
ini, sebagai pasangan wanitanya Anda harus memberi penjelasan mengapa
pria tidak boleh melewatkan 'hidangan pembuka'.
"Katakan padanya
bahwa melakukan foreplay akan membuat acara seks bertahan lebih lama.
Semakin lama Anda menyentuh dan memanjakannya, semakin menggebu-gebu
pula aksi orgasme yang akan Anda rasakan dengannya," ujar Parker.
Lalu bagaimana solusi agar pria mau dan merasa nyaman melakukan foreplay?
Mark
menyarankan, Anda dan pasangan bisa saling berkompromi. Misalnya saja,
minta dia melakukan foreplay dulu. Jika pada saat itu ereksinya tidak
bisa dipertahankan, giliran Anda yang memberinya rangsangan.
Sementara
konsultan seks Dr. Vanda Mustika mengatakan, "Cari waktu yang tepat.
Mungkin saja suami tidak tahu bagaimana cara memberikan rangsangan pada
Anda."
Solusi lainnya, Anda bisa eksplorasi tubuh diri sendiri
dan pasangan. Cobalah eksplorasi tubuh sehingga Anda bisa membantu
pasangan untuk mengetahui apa yang sebenarnya Anda sukai. Tentu saja
Anda juga perlu mempelajari tubuhnya. Pasangan pastinya juga tidak mau
hanya disentuh di area itu-itu saja.
Coba katakan padanya kalau
foreplay bertahan lebih lama daripada seks itu sendiri (rata-rata 12
menit). Dengan semakin lama Anda disentuh dan dicium, bisa semakin
dahsyat juga orgasme yang Anda rasakan.
Bukan hanya ukuran penis saja yang jadi isu hangat jika bicara masalah
kepuasan seksual. Ukuran Miss. V atau vagina pun kerap disebut-sebut
bisa berpengaruh. Mitos atau faktakah soal ukuran Miss. V tersebut?
Meskipun
tidak dibicarakan, beberapa wanita mengkhawatirkan ukuran vagina
mereka. Mereka tidak tahu apakah memang benar ukuran vagina mempengaruhi
kepuasan seksual, terutama setelah melahirkan.
Tidak banyak
penelitian dilakukan untuk masalah ini karena memang ada cukup banyak
hal yang mempengaruhi seksualitas wanita. Sehingga sampai saat ini pun
sulit diketahui jawaban pasti apakah ukuran vagina dan kepuasan seksual
itu saling berhubungan.
"Tapi 10-15 tahun terakhir, ada cukup
banyak perhatian pada masalah ini," jelas direktur divisi pengobatan
area kewanitaan di UCLA Medical Center, dr. Christopher Tarnary, seperti
dikutip WebMD.
Pakar kesehatan wanita lainnya, dr. Christine
O'Connor menjelaskan vagina merupakan organ yang sangat elastis. Bagian
tubuh tersebut cukup kecil untuk menempatkan tampon, tapi juga bisa
menjadi tempat bayi lahir.
Keajaiban vagina itu sebenarnya karena
dinding vagina mirip dengan perut. Perut bisa mengecil saat tidak
diisi, namun akan membesar ketika dibutuhkan.
"Vagina tidak
pernah berada dalam ukuran yang tetap," ujar O'Connor. "Vagina bisa
berubah sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan," tambahnya.
Meski
tidak pernah ada dalam ukuran tetap, pengukuran pada vagina bisa
dilakukan. Penelitian terhadap ukuran vagina itu dilakukan oleh tim dari
Masters and Johnson’s pada 1960. Saat itu mereka meneliti 100 wanita
yang belum pernah hamil. Dari penelitian tersebut diketahui, kedalaman
vagina yang tidak terstimulasi antara 2,75 inch (6,9 cm) sampai 3,25
inch (8,2 cm). Terlepas dari kedalaman vagina tersebut, bagian penting
untuk membuat wanita terstimulasi secara seksual adalah 1/3 dari
luarnya.
Jadi adakah hubungannya kedalaman vagina dengan kepuasan
seksual? Sampai saat ini pun belum ada penelitian atau ahli yang tahu
jawabannya secara pasti.
Tarnay berpendapat, masalah yang
sebenarnya sering dialami wanita adalah ketidaknyamanan mereka saat
bercinta. Ketidaknyamanan ini biasanya terjadi jika vagina tidak terlalu
dalam atau kencang atau ada masalah di rahim, seperti peranakan turun.
"Tapi
bisa juga semua hal itu tidak berpengaruh," tutur Tarnay. "Ada banyak
hal untuk menyebut suatu vagina dalam kondisi normal, namun satu yang
pasti kalau si wanita tidak pernah mengalami peranakan turun, kedalaman
vagina tidak mempengaruhi kepuasan seksual," tambahnya.
Tarnay
menjelaskan memang ada beberapa pasiennya yang mengeluh soal kepuasan
seks mereka tidak sama lagi, terutama setelah melahirkan. Hal itu
terjadi karena saat melahirkan bisa saja terjadi kerusakan pada otot di
sekitar vagina dan jaringan-jaringan lain di dinding vagina.
Kerusakan
otot tersebut bisa membuat vagina menjadi kendur sehingga mempengaruhi
kepuasan seksual. Namun bukan berarti masalah tersebut tidak bisa
diatasi. Menurut Tarnay, kegel bisa jadi cara paling efektif untuk
memperkuat lagi otot-otot vagina.
Sebuah penelitian yang
diterbitkan Australian & New Zealand Journal of Obstetrics and
Gynaecology pada 2008 membuktikan efektifitas senam kegel ini.
Penelitian itu mengungkapkan wanita yang secara rutin melakukan olahraga
kegel, dilaporkan mendapatkan kepuasan seksual yang lebih besar
ketimbang wanita yang tidak melakukan kegel.
Sayangnya tidak
banyak wanita yang tahu bagaimana cara senam kegel yang benar. "Saat aku
minta mereka melakukannya, mereka tidak melakukannya dengan benar,"
tutur Tarnay.
Untuk mengetahui otot mana yang bekerja saat senam
kegel, Tarnay menyarankan memasukkan jari ke dalam vagina, lalu
kencangkan otot di sekeliling jari tersebut. Cara lainnya, wanita bisa
mencoba melakukannya saat buang air kecil. Ketika mulai buang air kecil,
cobalah hentikan air seni yang keluar. Otot yang digunakan untuk
menghentikan air seni itulah yang dipakai saat senam kegel.
Saat
Anda sudah tahu dan paham tentang otot yang dipakai ketika senam kegel,
berlatihlah dengan mengontraksikan otot tersebut selama 5-10 detik, lalu
rileks. Jika Anda tidak bisa menahannya selama 5-10 detik, teruslah
berlatih. Ulangi proses itu 10-20 kali, tiga kali sehari. Saat melakukan
senam kegel, bernapaslah dengan normal dan usahakan tidak menggunakan
otot di kaki, perut atau bokong.
Setelah menguasai senam kegel
ini, Anda tidak perlu lagi mengkhawatirkan isu apakah ukuran vagina
mempengaruhi kepuasaan seksual. Menurut O'Connor, hal yang sebenarnya
kerap membuat seorang wanita tidak bisa puas adalah karena kurangnya
rangsangan dari pasangan atau sedikitnya cairan lubrikasi di vagina
mereka.
Sebuah studi yang dipublikasikan International
Urogynecology Journal pada 2010, mendukung pendapat O'Connor tersebut.
Peneliti mengevaluasi catatan medis dan kuisioner dari 500 pasien wanita
berusia 40 tahun atau lebih. Mereka melihat apakah ada hubungan antara
panjang vagina dan kepuasaan seksual.
Penelitian itu menemukan
bahwa, gairah, rangsangan, orgasme, rasa sakit dan kepuasan seksual
tidak ada hubungannya dengan ukuran vagina. Hal yang justru memengaruhi
adalah usia, tingginya indeks masa tubuh dan kurangnya komitmen dalam
sebuah hubungan.
Ada berbagai mitos seks yang beredar dan dipercaya oleh Anda dan
pasangan. Padahal mitos tersebut belum tentu benar adanya, seperti mitos
kalau nafsu seks wanita tidak lebih besar dari pria. Mitos atau memang
benarkah hal itu?
Dr. Barry Buffman seorang seksolog yang kerap
menangani kasus disfungsi seksual menjawab seputar mitos seks yang
berkembang di masyarakat. Buffman punya pengalaman 20 tahun sebagai
dokter urologist dan menjabat sebagai direktur di Los Angeles Boston
Medical Group. Berikut ini penjelasan Buffman seperti dikutip Ask Men:
Mitos 1: Nafsu seks pria lebih besar ketimbang wanita Sejak
dulu dipercaya, pria merupakan mesin seks yang tak kenal lelah. Mereka
dianggap sebagai kaum yang identik dengan perilaku seksual. Namun
Buffman menjelaskan bahwa hal itu tak sepenuhnya benar. Wanita pun
memiliki hasrat seksual yang sama dengan pria. Sebaliknya, pria juga
bisa kehilangan hasrat seksualnya dengan alasan yang sama dengan wanita.
Hal yang menyebabkan hal itu terjadi di antaranya stres, keletihan,
kurang percaya diri, dan sebagainya.
Mitos 2: Seks hebat didapat secara natural Seringkali
rasa cinta dan perasaan yang kuat di antara pasangan dipercaya sebagai
kunci dari seks yang hebat. Namun dengan tegas Buffman menjelaskan,
bahwa cinta saja tak cukup untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Komunikasi adalah hal yang utama. Ia menyarankan para pasangan untuk
saling jujur satu sama lain, mengenai apa yang diinginkan dari kehidupan
seksualnya. Dengan begitu, kehidupan seksual mereka akan semakin
berkembang ke arah yang lebih baik.
Mitos 3: Ukuran pengaruhi kenikmatan Ukuran
alat genital seringkali disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi kenikmatan bercinta. Semakin besar Mr. Happy seorang pria,
kemampuannya untuk memuaskan pasangan pun semakin besar. Begitu pula
sebaliknya, semakin kencang otot vagina, maka kenikmatan pun semakin
bertambah. Namun menurut Buffman, mitos itu tak selamanya benar. Bagi
Buffman, yang penting adalah bagaimana pasangan mengenali tubuhnya
dengan baik, sehingga dapat memilih gaya bercinta apa yang paling tepat
bagi mereka.
Mitos 4: Seks tak lagi penting di masa tua Buffman
mengutarakan bahwa mitos di atas jelas salah. Seks di usia senja
memiliki efek yang positif. Seks juga merupakan kegiatan yang penting di
usia tua. Namun tentu saja kualitas serta kuantitas seks di usia senja
tak sama saat Anda berada di usia produktif. Segala sesuatunya butuh
penyesuaian. Buffman juga menyarankan para pasangan di usia senja untuk
berkonsultasi dulu pada ahlinya sebelum melakukan hubungan seksual.
Mitos 5: Ejakulasi dini hanya dialami para pemula Mungkin
Anda berpikir bahwa ejakulasi dini hanya terjadi pada pria yang baru
menikah. Namun Buffman menyebutkan, ejakulasi dini juga bisa terjadi
pada pria yang telah menikah bertahun-tahun. Ejakulasi dini bisa
dipengaruhi oleh keadaan fisik juga psikis pria, bukan hanya jam terbang
bercintanya.