"Reaksi melawan dan lari ini lebih terlihat agresif dan dominan pada pria, sementara perempuan lebih cenderung mengatasi stres dengan cara yang lebih 'bersahabat'," ungkap Dr Joohyung Lee, peneliti dari Prince Henry's Institute di Melbourne.
Dari penelitian sebelumnya, telah ditunjukkan bahwa situasi stres mengaktifkan pelepasan hormon tertentu ke dalam tubuh yang bisa memicu timbulnya respons untuk melawan atau lari dari stres. Sayangnya, penelitian ini hanya difokuskan pada pria. Sedangkan penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Dr Joohyung Lee dan Prof Vincent Harley dari Monash University melibatkan responden pria maupun wanita.
Menurut Joohyung dan Vincent, perbedaan respons terhadap stres disebabkan adanya satu gen dalam diri pria yang disebut gen SRY. Gen ini bisa memengaruhi suasana hati dan otak manusia selama stres, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah dan menimbulkan reaksi agresif seperti menghadapinya, atau justru membebaskan diri. Ketika stres, gen ini akan membuat pria lebih galak dan lebih mudah meledak.
Namun, gen SRY ini tidak terdapat pada diri wanita. Gen ini banyak dipengaruhi oleh hormon estrogen dan hormon-hormon lainnya, sehingga tidak menimbulkan suatu reaksi agresif pada perempuan. Mereka berusaha untuk mengatasi stres dengan curhat pada sahabat, menyendiri, atau dengan menangis. Tetapi ketika tingkat stres sudah begitu tinggi hingga menyebabkan depresi, perempuan juga bisa meledak dan marah-marah untuk sekadar melampiaskan kekesalan dan tekanan yang dihadapinya.
source
>>>Link ini Jangan Diklik Ya Entar nyesal deh Kalu Lihatnya
Yang ganteng, cantik atau baik hati, share dong di FB. Klik Like-nya ya :)
No comments:
Post a Comment